Atap Baja Ringan Bandung 
Sebagai bagian utama rumah yang berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan, atap seharusnya kuat dalam jangka waktu lama. Salah satu hal yang mempengaruhi kekuatan atap adalah rangka atap yang membentuk struktur utama atap sebelum ditutup dengan genteng pada tahap finishing. Belakangan ini, rangka atap baja ringan sedang hits belakangan ini di kalangan masyarakat umum dan penggiat konstruksi. Mengapa sebaiknya kita mempertimbangkannya sebagai bagian dari penyusun konstruksi rumah dan bagaimana cara mengkalkulasi biaya pemasangannya? Ulasan singkat homify kali ini akan mengupasnya khusus untuk pembaca setia kami.

1. Sejarah singkat baja ringan

Menurut catatan sejarah, besi pertama kali ditemukan sekitar 1500 SM oleh Bangsa Het (Bangsa Hittite) yang pusat pemerintahannya berlokasi di Anatolia, Asia Kecil. Mereka juga sudah menemukan teknik melebur besi dan merahasiakannya selama 400 tahun. Pada tahun 1100 SM teknik itu telah diketahui dan diterapkan oleh bangsa-bangsa lainnya seperti bangsa Yunani, Mesir, Romawi, Yahudi, dan Asiria. Sekitar 400-500 SM bangsa Eropa sudah menemukan cara memanfaatkan besi menjadi logam jenis lain, yaitu baja. Kekhalifahan Fatimiyah berhasil menemukan cara melebur baja dengan campuran logam lain sehingga menghasilkan baja yang disebut baja Damaskus. Namun di era 1300 Masehi, teknik ini menghilang. Sekitar 1700 Masehi bangsa-bangsa Eropa kembali meneliti dan mengaplikasikan teknik membuat baja.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara yang terlibat di dalamnya (Inggris, Prancis, Jepang, dan Jerman) mengalami kelangkaan rumah tinggal. Pada saat itulah penggunaan rangka atap baja ringan mulai diperkenalkan sebagai bagian dari konstruksi rumah prefabrikasi yang juga dianggap sebagai solusi pembangunan rumah dalam waktu singkat tanpa makan banyak biaya. Pada perkembangannya, banyak juga bangunan komersial yang dibangun dengan metode ini. Metode prefabrikasi bersama rangka atap baja ringan kemudian menyebar ke Amerika Serikat di era 1990-an.


2. Apa itu atap baja ringan?

Material baja ringan bisa didefinisikan sebagai material baja yang lebih tipis dan ringan bila dibandingkan baja konvensional, namun daya tahannya bisa diandalkan untuk menopang beban berat bangunan. Awal diciptakannya varian baja ini adalah berdasarkan fakta bahwa bahan penyusun baja adalah karbon dan besi yang akan rentan mengalami karat apabila material ini terekspos air dan udara dalam waktu lama. Oleh karena itu selain ringan, rangka atap baja ringan biasanya juga anti karat. Baja ringan memiliki tiga varian (G250, G300, G500) yang dibedakan berdasarkan kekuatan tarik tingginya, fungsi dan ketebalan 0,20 sampai 2 mm.

Meski tengah hits, rangka atap baja ringan baru dikenal orang-orang Indonesia di sekitar akhir tahun 1999 – 2000. Dengan pekembangan di dunia teknologi informasi, berkembang pulalah cara orang mendesain rangka atap baja ringan. Saat ini pemasangan atap baja ringan bisa didukusikan dulu dengan seorang profesional, yang akan membantu memvisualkan gambaran tentang rangka atap dalam bentuk gambar tiga dimensi atau dua dimensi. Meski saat ini rangka atap baja ringan banyak digunakan oleh rumah dengan atap pelana, bukan tidak mungkin rangka tap ini digunakan di rumah gaya lainnya.

Umumnya, ketebalan kuda-kuda atap baja ringan adalah sekitar 0,45 – 100 mm. Kolom memiliki ketebalan lebih besar, yaitu 1,00 – 2 mm, sedangkan genteng metal harus memiliki ketebalan 0,2 mm karena beban yang ditanggung bagian ini lebih ringan daripada rangka baja ringan di bagian kolom.

3. Kelebihan rangka atap baja ringan


Penggiat di bidang konstruksi saat ini mempromosikan rangka atap baja ringan sebagai material yang lebih baik kualitasnya untuk menciptakan rumah kuat sepanjang masa. Inilah beberapa alasannya:

1. Liat/ tangguh dengan daktilitas tinggi
Liat di sini artinya sebuah karakter yang mendefinisikan tentang kemampuan sebuah material menyerap energi dalam jumlah besar. Rangka atap baja ringan mampu menahan beban deformasi tanpa mengakibatkan kerusakan pada beban tarik. Baja ringan juga mampu menahan beban selama proses fabrikasi atau transportasi tanpa menimbulkan kerusakan besar. Ini sangat berbeda dengan rangka dari bahan kayu atau baja biasa yang bersifat keras. Kedua material ini bisa luluh lantak bila tertimpa beban kejut.

2. Pemasangan rangka atap baja ringan relatif singkat
Rangka atap baja mudah disambungkan satu sama lain menggunakan baut, mur, atau dilas. Selain itu, sesuai dengan namanya, rangka atap baja ringan tidak seberat baja biasa. Inilah mengapa pemasangan rangka atap baja ringan hanya memerlukan waktu yang lebih singkat, yaitu maksimal selama tiga minggu.

3. Kekuatan tariknya tinggi tapi ringan
Sifat ringan atap baja ini akan memudahkan kita saat hendak memindahkannya ke tempat lain. Per satuan berat rangka atap memiliki kekuatan tinggi, sehingga potensi beban matinya menjadi kecil. Rangka atap baja ringan cocok dipakai di rumah atau bangunan dengan bentang atap yang lebar. Sebagai bahan perbandingan, berat rangka atap baja ringan adalah 9 kg per meter persegi. Lebih ringan bila dibandingkan dengan bobot kayu (18 kg per meter persegi) dan baja biasa (25 kg per meter persegi).

4. Bukan baja biasa
Pada struktur baja konvensional, karat bisa muncul di bagian sambungan yang dilas. Sedangkan proses penggantian akan memakan waktu lama karena baja cukup berat. Baja ringan sudah dilapisi dengan zinc dan aluminium (zincalum) sehingga empat kali lebih tahan terhadap karat daripada baja biasa.

5. Proses pemasangan lebih cepat
Rangka atap baja ringan sudah tersedia dalam bentuk jadi, dan tugas kita adalah merangkainya saja. Biasanya baja profil C digunakan sebagai pembentuk rangka utama, dan baja ringan profil U digunakan sebagai reng. Dengan demikian, pembuatan kasau dan gording sudah tidak diperlukan. Baja sudah dipotong secara presisi oleh mesin pabrik dan telah disambungkan dengan mur tanpa baut. Bila proses pemasangan berjalan singkat, maka biaya yang dibutuhkan untuk membayar pekerja bangunan pun bisa dihemat.

6. Lebih ramah lingkungan
Hutan sebagai pemasok kayu lama-lama kian mengecil dan tidak sebanding dengan kebutuhan manusia. Padahal, hutan juga punya manfaat lain selain sebagai pemasok bahan bangunan, yaitu paru-paru dunia untuk menangkal pemanasan global, sarana rekreasi dan edukasi yang tak pernah habis digali. Menggunakan rangka atap baja ringan sudah dipromosikan sebagai langkah pembangunan yang ramah lingkungan, karena sama sekali tak ada kayu yang digunakan dalam pembuatannya.

4. Kerugian rangka atap baja ringan


Sebagaimana hal-hal lain di sekitar kita, rangka atap baja ringan juga memiliki kekurangan. Kami mengulasnya di sini sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah bagaimana menyamarkan kekurangan itu.

1. Harga material termasuk mahal
Orang bilang, ada harga ada rupa. Semua kelebihan rangka atap baja ringan ternyata memerlukan biaya yang tidak sedikit bila dibandingkan dengan pembuatan rangka atap dari kayu. Meski demikian, penggunaan rangka atap baja ringan lebih menguntungkan secara jangka panjang karena kita tidak perlu melakukan penggantian rangka atap rumah di masa selanjutnya.

2. Hanya bisa dilakukan oleh ahli di bidang atap baja ringan
Seperti yang kami ungkapkan sebelumnya, rangka atap baja ringan bukan material sembarangan. Kekeliruan dalam memasang rangka bisa berakibat pada bagian-bagian lainnya. Oleh karena itu, gambar kerja sangat dibutuhkan dalam pemasangan atap baja ringan agar peletakan bagian-bagiannya lebih teliti dan akurat. Bantuan profesional di bidang rangka atap baja ringan sangat dibutuhkan di sini.

3. Kurang cantik bila diekspos
Dibandingkan dengan rangka kayu, rangka atap baja terlihat kaku dan kurang menarik bila tidak ditutup oleh eternit. Rangka atap baja ringan kurang cocok di rumah yang ingin menerapkan gaya rustic atau gaya country, karena dua gaya interior ini kental dengan suasanan alami. Sebagai gantinya, kita bisa menerapkan gaya industrial yang identik dengan elemen logam.

5. Cara menghitung biaya pasang rangka atap baja ringan


Sebelum memutuskan untuk memasang rangka atap baja ringan, kita bisa menghitung perincian biaya yang akan dikeluarkan dan menyesuaikannya dengan bujet kita. Saat ini, biaya pemasangan rangka atap baja ringan sudah termasuk dengan biaya penutup atap (genteng). Dengan demikian, perkiraan pengeluaran adalah:

1. Buat sketsa atap
Sebelum menghitung biaya, kita perlu menghitung luas atap rumah. Agar bisa mengetahui gambaran bentuk atap yang akan dipasang, kita bisa menggambarnya dulu sesuai dengan ukuran yang diperkecil menggunakan kalkulasi skala.

2. Menghitung luas atap rumah
Misalnya saja ukuran luas rumah adalah 6 x 10 m. Setiap atap memiliki oversteck sebesar 0,5 m di sisi kanan, kiri, depan dan belakang. Bila sudut kemiringan atap adalah 30 derajat, maka luas atap rumah (LAR) adalah:

LAR = panjang x lebar / cosinus derajat kemiringan atap

        = (6 m + oversteck kanan kiri 1 m) x (10 m + oversteck depan belakang 1 m) / cos 30°

         = 7 m x 11 m : cos 30° = 77 m2 : 0.866

LAR = 88, 92 m2.

3. Menghitung biaya total rangka atap baja ringan
Pada tahap ini kita harus mengetahui berapa kisaran harga baja ringan dan harga genteng pilihan kita. Misalnya harga baja ringan setebal 1 mm saat ini adalah Rp 150 ribu/m2, sedangkan harga genteng metal adalah Rp 100 ribu/m2. Jadi total biaya baja ringan adalah:

= (LAR x harga baja ringan per m2) + (LAR x harga penutup atap per m2)

= (88,92 m2 x  Rp. 140.000) + (88,92 m2 x Rp. 100.000)       

= Rp. 12.448.800 + Rp. 8.892.000

= Rp. 22.230.000. Jadi total biaya rangka atap baja ringan untuk rumah 6 x 10 m2 adalah Rp 22 juta 230 ribu.

Atap Baja Ringan Bandung
Axact

BAJA RINGAN

Sebuah sistem rangka atap baja ringan berteknologi tinggi hasil pengembangan teknologi industri konstruksi yang tak berkesudahan dengan jaminan kekuatan dan kelayakan struktur yang sesuai dengan standar-standar keamanan konstruksi yang ada.

Post A Comment:

0 comments: